Makna denotasi adalah makna harifah yang sebenarnya dari suatu kata. Makna konotasi adalah makna tambahan atau makna yang berhubungan dengan nilai rasa. Misalnya, seorang wanita memiliki makna denotasi sebagai makhluk hidup yang bisa hamil, memiliki payudara, di mana kebalikannya dari laki-laki. Dalam diri seorang wanita, terdapat ciri-ciri tambahan yang melekat, misalnya wanita dikenal cengeng, ribet, dan selalu benar. Cengeng, ribet, lama, inilah makna konotasi dari wanita. Misalnya, 'kamu kayak wanita saja kalau mandi' makna wanita di sini bukan menunjukkan wanita yang sebenarnya, tetapi maksudnya adalah 'lama'. Makna konotasi ini umumnya dipandang sudah menjadi kesepakatan masyarakat masing-masing. Jadi masing-masing daerah bisa berbeda makna konotasinya. Berikut ini contoh-contoh kalimat denotasi dan konotasi di dalam bahasa Indonesia:
Kalimat konotasi: : kecelakaan di jalan tol telah memakan banyak korban. (memakan: mengakibatkan)
Kalimat konotasi: : Dia tidak suka kampanye hitam. (kampanye hitam: kampanye jahat)
Kalimat konotasi: Temannya ternyata seseorang yang panjang tangan. (panjang tangan: suka mencuri)
Kalimat konotasi: Saya tidak suka orang yang besar kepala. (besar kepala: sombong)
Kalimat konotasi: Para koruptor dibawa ke meja hijau. (meja hijau: pengadilan)
Kalimat konotasi: Kalau ke Jakarta jangan lupa bawa buah tangan. (buah tangan: oleh-oleh)
Kalimat konotasi: Taufik Hidayat sudah banyak makan garam bulutangkis. (makan garam: berpengalaman)
Kalimat konotasi: Sudah terlihat benang merah dari masalah ini. (benang merah: pokok masalah)
Kalimat konotasi: Dia dituduh sebagai kambing hitam masalah proyek mangkrak tersebut. (kambing hitam: orang yang disalahkan)
Kalimat konotasi: Tidak ingin dipenjara, dia cuci tangan dari masalah ini. (cuci tangan: lepas tanggungjawab)